3,041 research outputs found

    The effect of different industrialized building system (IBS) construction methods compared to the conventional method on occupational safety and health (OSH) industry risks in construction

    Get PDF
    The construction industry is known for the hazardous physical working conditions and high risk of accidents because of the nature of the workplace activities. It is one of the most dangerous business sectors compared to the other industries. The accident cases in construction industry contribute to the rises statistics of accidents in Malaysia. Therefore, IBS construction has been suggested to replace the many initiatives that could be implemented to improve OSH performance due to frequent accidents as a substitute for the traditional construction methods. Improving the performance of the construction industry has pushed forward the need for innovation and adopting new construction methods and technologies in the industry. This study aims to analyze and validate the impact of major activities of the IBS construction method which are prefabricated steel framing system, prefabricated timber framing system and formwork system. This study involved a field observation to on-site that use these 3 types of IBS as a residential building construction method. The data was collected through interviews with the safety and health officers, other than observed the operations involved in each type of IBS method to determine the major activities and OSH risks associated throughout the construction process of the IBS. Next, the activities and the risks involved in each activity were tabulated before it was analyzed and validated with the competent professionals. The findings revealed that the major activities in the prefabricated timber framing system and formwork system have low risk compared to the conventional method. Meanwhile, majority of the activities involved in the prefabricated steel framing system has high risk compared to the conventional method. Moreover, 2 methods have introduced new activities which are prefabricated steel framing system (2 new activities) and prefabricated timber framing system (4 new activities). Therefore, this study offered a better understanding of the risk/hazard of IBS construction method and the effect the IBS towards safety and health

    New Blended Cement for Oil-Well Application

    Get PDF
    Blended cement by definition is cement consisting of an intimate and uniform blend of Portland cement and pozzolanic material. Blended cement is produced by intergrinding Portland cement with the other materials. For a long time,petroleum and cement industries were conducting investigations and field studies to improve compressive strength, thickening time, fluid loss and also microstructure. So, the objective of this project is to create new blended cement that improves compressive strength, thickening time, and fluid loss. With this new blended cement, a lot of improvements towards environment, society, petroleum industry and also in terms of financial benefits. Materials that used in this project were oil-well cement class G, silica fume and fly ash class C. Five samples of model have been made for experimenting in order to compare with the conventional cement. The compositions were starting with constant 50% for cement class G and 0% for silica fume and 50% fly ash class F. All these experiments will be conducted in the cement lab and supervised by lab technicians. After gaining the results, better composition that leads for improvements than conventional cement will be chosen based on compressive strength testing, thickening time and fluid loss. The compressive strength was tested with compression machine. Based on this research, blended cement will be produce using HPHT curing chamber, stirred fluid loss tester and consistometer. The results showed blended cement (sample 4) with composition of 50% cement class G, 37.5% silica fume and 12.5% fly ash class F results in higher compressive strength, better thickening time and fluid loss compared to other. In addition, blended cement is proven cheaper in term of cost compared to conventional cement since the materials are available abundantly. In conclusion, this project can provide new information to improve the quality of blended cemen

    METODE DAKWAH USTADZ MIQDAD BAHARUN DAN PERUBAHAN MASYARAKAT

    Get PDF
    MOHAMAD AMIN. 14113240036 METODE DAKWAH USTADZ MIQDAD BAHARUN DAN PERUBAHAN MASARAKAT. Watubelah dulu dikenal buruk di mata kelurahan atau desa lain. Ada sebagian remaja atau masyarakat Watubelah yang suka mabok, judi dan mengadu ayam secara terangterangan. Tidaklah mudah berdakwah ditengah masyarakat awam yang mempunyai kebiasaan kurang baik. Ustadz Miqdad Baharun harus cermat dalam memilih metode dakwah yang sesuai dengan keadaan masyarakat Watubelah saat itu. Maka peneliti tertarik untuk meneliti dengan tiga pertanyaan yakni: 1). Bagaimana keadaan masyarakat Watubelah sebelum adanya Ustadz Miqdad Baharun, 2). Metode dakwah apa yang digunakan oleh Ustadz Miqdad Baharun dan 3). Perubahan apa yang terjadi pada masyarakat setelah adanya Ustadz Miqdad Baharun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1). Untuk mengetahui bagaimana kondisi masyarakat Watubelah sebelum dan sesudah adanya Ustadz Miqdad Baharun, 2). Untuk mengetahui metode apa yang digunakan oleh Ustadz Miqdad Baharun dalam berdakwah, 3). Untuk mengetahui perubahan apa yang terjadi pada masyarakat Watubelah setelah adanya Ustad Miqdad Baharun di Watubelah. Dalam menggali penelitian ini, penulis menggunakan penelitian kualitatif. Menggunakan pendekatan studi kasus yang menitik beratkan pada studi lapangan secara faktual. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam, observasi partisipasi dan dokumentasi. Analisis datanya menggunakan analisis studi kasus yang meliputi: 1). Menemukan domaian-domain (objek) analisis, 2). Memetakkan tiap domain pada masing-masing bagian dan 3). Menganalisis tiap domain. Hasil dari penelitian mengenai: 1). Bagaimana kondisi masyarakat Watubelah sebelum adanya Ustadz Miqdad Baharun: a. Masyarakat Watubelah adalah masyarakat yang guyub, b. Masyarakat Watubelah juga dikenal kurang baik di mata masyarakat lain yang disebabkan oleh remaja-remaja tertentu yang bersikap dan berperilaku kurang baik pula, c. Mengalami konflik kecil dengan tetangga desanya, d. Masih banyak masyarakat awam, putus sekolah dan buta huruf. 3). Ustadz Miqdad Baharun menggunakan metode dakwah, seperti: a. Metode ceramah dan pengajian, b. Metode internalisasi dan, c. Metode face to face. 3). Perubahan yang terjadi pada masyarakat Watubelah setelah adanya Ustadz Miqdad Baharun: a. Tumbuhnya kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan agama bagi kehidupan mereka, b. Berlahan masyarakat mulai mau belajar mengaji, c. Kegiatan judi, sabung ayam dan meminum-minuman keras sudah tidak tampak lagi, d. Nama Watubelah terangkat, dikenal baik oleh masyarakat lain, e. Angka pengangguran di Watubelah berkurang dan terbukanya lapangan pekerjaan, f. Bertambahnya lembaga pendidikan agama seperti pondok pesantren

    IMPLEMENTASI HASIL-HASIL PENELITIAN BIDANG BIOLOGI DALAM PEMBELAJARAN

    Get PDF
    Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan untuk itu setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan gender. Pemerataan dan mutu pendidikan akan membuat warga negara Indonesia memiliki keterampilan hidup sehingga memiliki kemampuan untuk mengenal dan mengatasi masalah diri dan lingkungannya, mendorong tegaknya masyarakat madani dan modern yang dijiwai nilai-nilai Pancasila. Upaya untuk membangun manusia seutuhnya sudah menjadi tekad pemerintah sejak Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) I Tahun 1969- 1974, namun selama ini pembangunan pendidikan nasional belum mencapai hasil sesuai yang diharapkan. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) selaku penanggung jawab sistem pendidikan nasional bertekad mewujudkan cita-cita luhur tersebut, diawali dengan menyusun Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Pendidikan Nasional yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Renstra Depdiknas menjadi pedoman bagi semua tingkatan pengelola pendidikan, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, satuan pendidikan, dan masyarakat dalam merencanakan dan melaksanakan program pembangunan pendidikan nasional serta mengevaluasi hasilnya. Suatu contoh, tahun 2005, Presiden mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 7 tentang RPJMN Tahun 2004-2009 yang mengamanatkan tiga misi pembangunan nasional, yaitu (1) mewujudkan negara Indonesia yang aman dan damai; (2) mewujudkan bangsa Indonesia yang adil dan demokratis; dan (3) mewujudkan bangsa Indonesia yang sejahtera. Untuk mewujudkannya, bangsa kita harus menjadi bangsa yang berkualitas, sehingga setiap warga negara mampu meningkatkan kualitas hidup, produktivitas dan daya saing terhadap bangsa lain di era global. Saat ini pembangunan pendidikan nasional belum mencapai hasil sesuai yang diharapkan. Kemendiknas selaku pemegang amanah pelaksanaan sistem pendidikan nasional memiliki kewajiban untuk mewujudkan misi pembangunan tersebut. Manusia seperti apa yang ingin dibangun? Perspektif pembangunan pendidikan tidak hanya ditujukan untuk mengembangkan aspek intelektual saja melainkan juga watak, moral, sosial dan fisik perserta didik, atau dengan kata lain menciptakan manusia Indonesia seutuhnya. Agar Indonesia memiliki kesiapan dalam menghadapi tantangan globalisasi dan mampu memanfaatkan peluang yang datang, maka dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2005-2025 Pemerintah mencanangkan untuk meningkatkan kemampuan manusia bangsa ini, sehingga memiliki daya saing yang seimbang dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Di dalam abad 21 peran ilmu pengetahuan (scientific knowledge) menjadi semakin dominan dalam bermasyarakat global. Masyarakat yang perikehidupannya bertumpu pada ilmu pengetahuan dikenal sebagai “masyarakat berbasis pengetahuan” (knowledge based society) yang perekonomiannya semakin menuju ke ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge based economy), yaitu melalui kegiatan industri jasa maupun produksi yang berbasis pengetahuan (knowledge based industry). Dalam masyarakat berbasis pengetahuan tersebut, unggulan yang diandalkan anggotanya adalah kemampuan akal, yaitu daya penalaran yang merupakan perpaduan antara apa yang diketahui tentang kebenaran yang berasaskan ilmu pengetahuan, informasi-informasi yang relevan dan pengalaman- pengalaman kebenaran lain yang didapatnya. Daya penalaran untuk menghasilkan ide-ide baru, inovasi – baik untuk jasa maupun produk dan kemapuan merealisasikannya, akan menjadi basis dari pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran kehidupan masyarakatnya. Kemampuan menghasilkan, menghimpun, mendesiminasikan, dan memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk melakukan inovasi berdasar ide-ide baru merupakan basis dari terciptanya unggulan-unggulan baru baik secara comparative maupun competitive. Kunci keberhasilan dalam perikehidupan masyarakat global berbasis pengetahuan yang semakin kompetitif tersebut adalah: kecepatan (speed) dalam menanggapi dinamika dan perubahan keperluan masyarakat yang semakin cepat, fleksibilitas (customization) dalam memenuhi selera masyarakat yang semakin bervariasi, dan kepercayaan (trust) sebagai anggota masyarakat (global) yang berwatak unggul. Untuk mampu berpartisipasi dalam masyarakat berbasis pengetahuan yang ekonominya berubah semakin cepat tersebut, maka anggotanya harus: a. Mahir dalam mengumpulkan, memilah, memroses dan menginterpretasikan data dan informasi. b. Mempunyai kemampuan konseptual, analitik (analisis), sintesis, komunikasi, keterampilan pengelolaan diri (self management) dan keterampilan pengelolaan antar personal (interpersonal management). c. Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan (basic academic knowledge) dan keterampilan berkarya. d. Mau dan mampu belajar sepanjang hayat sebagai gaya hidup (learning culture menuju ke learning society). Kunci dasar untuk menghasilkan generator dinamika pertumbuhan ekonomi berbasis pengetahuan tersebut berawal dari penguatan pendidikan dalam Ilmu Pengetahuan Alam (Basic Sciences) yang merupakan basis dari technological dan scientific advancement dan membiasakan peserta didik melakukan kegiatan keilmuan (science) dimulai dari lingkungan sekitarnya (daily life). Artinya bekerja dan berpikir dengan menggunakan metode dan pendekatan ilmiah, baik urutan langkah maupun prosesnya, secara induktif maupun deduktif sesuai dengan tingkat keilmuan masing-masing. Oleh karena itu pendidikan yang selama ini menggunakan konsep dan metodologi yang sangat field oriented yang berbentuk course/content based, yang tidak secara jelas mendefinisikan learning outcomes untuk para peserta didik mulai ditinggalkan dan diganti dengan subject oriented learning, yang menekankan pada penggunaan prinsip-prinsip dasar (generic), pendalaman (mastery) dan kaitannya dengan ilmu-ilmu lain dalam terapan kehidupan nyata, sehingga peserta didik mampu mengembangkan dirinya melalui lifelong learning dalam menghadapi tantangan hidup dalam masyarakat global. Menghadapi perubahan paradigma di atas peserta didik perlu membekali diri dengan upaya sadar akan keterampilan-keterampilan yang diperlukannya

    Pengaruh Profesionalisme Aparatur Terhadap Kualitas Pelayanan Publik Bidang Administrasi Pemerintahan

    Get PDF
    The purpose of this study was to determine the extent of the influence of professionalism of the apparatus on the quality of public services in the field of government administration at the Kairatu subdistrict office, West Seram district (Studies on the Waimital Village Community, Kairatu district). The method used in this research is descriptive method with a quantitative approach. The population of this research is 40 people. The results show that after identifying the research variables, it is known that the distribution of respondents' answers to all independent variables is quite varied, but on average they are in the good category. Meanwhile, the condition of public service quality that was perceived by respondents (service users / customers) was also in the good category, but training was not satisfactory. Partially, aspects of the professionalism of urban village officials have a positive and significant influence and have a contributive relationship to the quality of public services

    Perancangan Alat Peraga Hantaran Kalor Secara Radiasi Untuk Menentukan Panjang Gelombang

    Get PDF
    Alat peraga hantaran kalor secara radiasi untuk menentukan panjang gelombang sangat dipengaruhi oleh jenis dan warna permukaan dari bola lampu. Warna permukaan bola lampu akan terlihat seperti warna cahaya yang dipantulkan. Setiap warna cahaya yang dipantulkan bola lampu memiliki panjang gelombang yang berbeda, besarnya panjang gelombang (nm) setiap warna cahaya berbanding terbalik dengan suhu (kelvin). Berdasarkan hasil percobaan panjang gelombang pada warna biru, hijau, dan merah termasuk didalam interval spektrum warna yang sesuai dengan panjang gelombang masing-masing warna. Panjang gelombang terbesar sampai terkecil pada warna bola lampu yaitu dari bola lampu berwarna merah sebesar 740,254 nm, hijau sebesar 499,638 nm, dan biru sebesar 469,278 nm

    Identifikasi Keragaman Genetik Kerbau Lokal Populasi Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat Berbasis Mikrosatelit sebagai Model Pengembangan Konservasi Kerbau secara Ex Situ

    Full text link
    In Indonesia, local buffalo (Bubalus bubalis) is one type of germplasm that a major contribution in the national meat supply of animal protein. However, this germplasm will be reduced of its number. If this condition continues we will loss the germplasm . One effort to this is conservatuin based on a molecular marker mikrosatellite . Selected marker locus are HEL09 , INRA23 and ISLTS05 . Sampling area of it research in East Java and West Nusa Tenggara . The results showed that in both are and all loci is polymorphic, allele frequencies ranging from 0.125 to 0.875 and heterozygosity values in the range 35-65 % . These results illustrate that the two populations have genetic diversity that is still quite varied genotype

    Prediktor Tingkah Laku Keibubapaan Ibu Dan Kesejahteraan Anak Dari Keluarga Melayu Bercerai

    Get PDF
    Rancangan Malaysia Kesembilan (RMKe-9) menyatakan bahawa pembentukan institusi keluarga yang sejahtera adalah penting bagi menjana modal insan berdaya saing. Pergolakan dalam institusi keluarga mengakibatkan ikatan perkahwinan berakhir dengan perceraian. Di Malaysia, bilangan keluarga bercerai yang diketuai oleh ibu adalah semakin meningkat dan kajian mendapati keluarga ibu bercerai menghadapi pelbagai kesulitan hidup berbanding keluarga lengkap, disamping memberi kesan terhadap kesejahteraan anak Secara amnya, kajian ini bertujuan untuk menentukan prediktor bagi tingkah laku keibubapaan ibu dan kesejahteraan anak dari keluarga Melayu bercerai. Sampel utama (N=413) kajian merupakan ibu yang telah bercerai dan salah seorang anak mereka yang masih bersekolah (rendah atau menengah) sebagai subsampel kajian (anak fokus; n=100). Data telah dikumpulkan secara temu bual bersemuka menggunakan borang soal selidik. Tingkah laku keibubapaan ibu telah diukur menggunakan „Parental Bonding Instrument’ (Parker, Tupling & Brown, 1979). Kesejahteraan anak pula diukur berdasarkan tiga aspek iaitu tekanan perasaan [Center for Epidemological Studies- Depression Scale (Radloff, 1977)], penghargaan kendiri „Rosenberg Self-Esteem Scale’ Rosenberg, 1979) dan pencapaian akademik. Kesemua instrumen yang digunakan telah diadaptasi mengikut kesesuaian budaya tempatan. Penemuan hasil kajian menunjukkan tingkah laku keibubapaan ibu Melayu bercerai yang tinggi mempengaruhi faktor kemurungan dan penghargaan kendiri anak. Responden ibu Melayu bercerai juga menunjukkan persepsi penghargaan kendiri ibu yang baik dan keprihatinan yang tinggi mempengaruhi kesejahteraan anak. Kesejahteraan anak (tekanan perasaan, penghargaan kendiri dan pencapaian akademik) yang dikaji pula adalah pada tahap yang sederhana dan ianya dipengaruhi oleh faktor tingkah laku sosial anak yang positif. Penghargaan kendiri ibu Melayu bercerai yang dikaji merupakan faktor penyumbang utama dan mempengaruhi tingkah laku keibubapaan ibu. Manakala tingkah laku sosial anak pula adalah faktor yang mempengaruhi kesejahteraan anak dari keluarga Melayu bercerai. Situasi ini menggambarkan bahawa persepsi penghargaan kendiri ibu dan tingkah laku sosial anak fokus yang dipamerkan memberi kesan positif terhadap kualiti kesejahteraan keluarga Melayu bercerai. Kesimpulannya, kajian ini memberi sumbangan baru terhadap bidang ekologi keluarga Melayu bercerai dan kualiti kesejahteraan hidup individu ibu dan anak. Faktor penentu tingkah laku keibubapaan ibu dan kualiti kesejahteraan anak yang stabil mendorong kepada sistem ekologi keluarga (jaringan sokongan, sumber ekonomi dan kefungsian keluarga) Melayu bercerai berfungsi dengan lebih baik

    Implementasi Hasil-hasil Penelitian Bidang Biologi Dalam Pembelajaran

    Full text link
    PENDAHULUAN Upaya untuk membangun manusia seutuhnya sudah menjadi tekad pemerintah sejak Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) I Tahun 1969-1974, namun selama ini pembangunan pendidikan nasional belum mencapai hasil sesuai yang diharapkan. Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) selaku penanggung jawab sistem pendidikan nasional bertekad mewujudkan cita-cita luhur tersebut, diawali dengan menyusun Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Pendidikan Nasional yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Renstra Depdiknas menjadi pedoman bagi semua tingkatan pengelola pendidikan, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, satuan pendidikan, dan masyarakat dalam merencanakan dan melaksanakan program pembangunan pendidikan nasional serta mengevaluasi hasilnya
    corecore